Pages

Welcome in MY BLOG....!!Terima kasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat ^_^.

Senin, 01 Oktober 2012

Pengaruh Kecepatan Purse Seine Terhadap Hasil Tangkapan

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Alat tangkap purse seine berkembang pesat di laut Jawa pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Perkembangannya berkaitan erat dengan pelarangan pengoperasian alat tangkap jenis trawl atau pukat harimau di seluruh perairan Indonesia pada tahun 1985 kecuali ke arah timur dari 130 BT. So, sejak 1985 Trawl atau Pukat Harimau hanya boleh beroperasi di perairan timur Indonesia dan sejak itu pulah purse seine berkembang pesat di Laut Jawa.

Pekalongan merupakan basis utama kapal-kapal purse seine yang beroperasi di Laut Jawa dan sekitarnya. Pada tahun 1999 saja jumlahnya sudah mencapai ± 450 kapal. Daerah operasi penangkapan ikan kapal-kapal tersebut meliputi seluruh perairan Laut Jawa, sebagian Selat Karimata, Perairan Masalembo (tempat Tampomas II tenggelam), hingga ke Selat Sulawesi. Dengan jangkauan yang lumayan luas tersebut, kapal-kapal purse seine Pekalongan rata-rata beroperasi di laut selama 20-40 hari dengan ABK berjumlah 30-40 orang per kapal.

Berdasarkan ukuran kapal, mesin penggerak dan daerah tangkapan, purse seine di utara jawa dikelompokkan dalam 3 kelas, yaitu purse seine besar, sedang dan mini (Potier dan Sadhotomo, 1995. Wijopriono dkk., 1996). Purse Seien besar berukuran panjang di atas 24 m, umunya dilengkapi mesin penggerak 240 HP ke atas, dengan derah penangkapan melewati batas-batas Laut jawa. Purse Seine sedang, berukuran panjang 19-24 m, dilengkapi mesin penggerak 160  HP ke atas, dengan daerah tangkapan umumnya masih dalam batas-batas wilayah Laut Jawa. Sementara Purse Seine mini berukuran panjang 12-18m, dilengkapi satu atau dua buah mesin outboard 25-30 HP, hanya mampu beroperasi sepanjang pantai Laut Jawa dengan hari operasi di laut tidak lebih dari 4 hari.

Di perairan pantai utara Jawa Tengah, eksploitasi sumberdaya ikan pelagis dilakukan terutama oleh armada purse seine mini. Walaupun demikian, Kapal-kapal yang  berasal dari Jawa Timur seperti Bulu (Tuban), Karnji, dan Weru (Lamongan) umumnya menjadi pendatang pada perairan utara Jawa Tengah. Pergerakan purse seine mini di sepanjang pantai utara Jawa mengikuti pola musim ikan.

Pada prinsinya mesin yang digunakan pada kapal perikanan adalah sama dengan mesin yang digunakan pada kapal lainnya, namun yang membedakan adalah kelengkapan alat bantu yang sesuai dengan fungsi dari kapal itu sendiri.

Pada saat ini alat penggerak mesin diesel merupakan alat penggerak yang paling banyak digunakan untuk menggerakkan kapal, baik kapal-kapal baja maupun kapal penangkap ikan, karena penggunaan mesin diesel dipandang paling efektif dan sederhana, sederhana dalam pengoperasiannya dan dengan unit yang kecil dapat menghasilkan tenaga yang memadai, sehingga sangat efektif. Namun demikian dalam menentukan besarnya daya mesin yang akan digunakan untuk menggerakkan kapal ada beberapa hal yang harus diperhitungkan, antara lain : ukuran utama kapal, kecepatan kapal yang dibutuhkan, tahanan kapal yang terjadi dan efisiensi pemakaian bahan bakar. Kebanyakan para pemilik/juragan kapal penangkap ikan tidak memperhitungkan hal-hal tersebut diatas. Hal ini diperoleh dari hasil pengamatan awal, bahwa terdapat kapal-japal purse seineyang mempunyai ukuran utama dan GT yang hampir sama, tetapi menggunakan daya mesin yang berbeda. Dan terdapat juga kapal purse seine yang mempunyai ukuran utama dan GT lebih kecil menggunakan daya mesin yang cukup besar.

DATA SEKUNDER
Kapal Purse Seine
Seperti halnya kapal-kapal ikan tradisional Indonesia, kapal purse seine yang beroperasi di Laut Jawa juga terbuat dari kayu. Ukurannya beragam dari yang paling kecil dengan 30 Gross Tonnage (GT) sampai dengan 200-250 GT. Pada awalnya kapal-kapal ikan jenis ini dibuat di Bagan Siapi-api, salah satu daerah penghasil ikan terkenal di Indonesia pada dekade 1980-an, sehingga dikenal juga dengan sebutan kapal bagan. Namun seiring perjalanan waktu, kini kebanyakan kapal-kapal tersebut dibuat di Batang, sebuah kota kecil sebelah timur Pekalongan. Banyak orang mengira bahawa kapal-kapal ini dibuat langsung di Pekalongan, tapi sesungguhnya Batang-lah yang menjadi pusat pembuatannya. Bahkan jika kapal tersebut dibuat di galangan kapal Pekalongan, maka pekerja dipastikan berasal dari Batang.

Pada dasarnya kapal purse seine Pantura merupakan kapal purse seine type Skandinavia. Pada kapal jenis ini, ruang kemudi (Wheel House) terletak di bagian belakang kapal (buritan) sedangkan bagian depan (haluan) sampai ke bagian tengah diisi oleh palka-palka ikan yang jumlahnya bervariasi dari 8 buah sampai 18 buah tergantung ukuran kapal. Mesin utama terletak tepat di bagian bawah ruang kemudi berdampingan dengan mesin pembantu yang berfungsi sebagai generator untuk menyalakan lampu-lampu pemikat ikan. Ajaibnya mesin utama yang digunakan bukanlah marine engine yang khusus diperuntukan buat kapal ikan seperti caterpillar atau yanmar, tapi menggunakan mesin truck. Yap, betul banget, mesin truck. Biasanya kapal-kapal ini menggunakan mesin diesel Mitsubishi atau Nissan dengan kekuatan berkisar 120 – 300 PK . Hebatnya lagi, dengan bermodalkan mesin ini, kapal-kapal tersebut sanggup mengarungi Laut Jawa sampai dengan 40 hari.

Meskipun terbuat dari kayu, alat navigasi kapal-kapal purse seine Laut Jawa lumayan lengkap. Pastinya kapal ini dilengkapi dengan GPS receiver sebagai penunjuk arah selain kompas. GPS ini juga bisa digunakan untuk menyimpan posisi dan lokasi rumpon yang telah diturunkan pada pelayaran sebelumnya atau untuk menyimpan lokasi daerah penangkapan ikan yang berlimpah. Selain GPS, kapal ini juga dilengkapi dengan fish finder seperti SONAR atau Echosounder. Bahkan beberapa kapal juga dilengkapi dengan Marine Radar. Pastinya kapal yang tumpangi selama penelitian dilengkapi oleh itu semua. Kini setidaknya semua kapal purse seine yang beroperasi di Laut Jawa dilengkapi dengan GPS dan sonar atau echosounder.

Mesin Kapal Perikanan
Mesin yang digunakan pada kapal perikanan ikan adalah sama dengan mesin yang digunakan pada kapal niaga lainnya. Namun yang membedakan adalah kelengkapan alat bantu sesuai dengan fungsi dari kapal itu sendiri.

Menurut Budihardjo (2000), permesinan kapal terdiri dari mesin utama dan pesawat bantu yang menunjang kelancaran pengoperasional kapal yang mencakup keperluan-keperluan antara lain :
- Melayani keperluan kerja mesin induk seperti: sirkulasi air, minyak pelumas,pelayanan bahan bakar, cooler, dan kondensor. 
- Penanggulangan air got dan penyelenggaraan keseimabangan kapal.
- Pelayanan kebutuhan umum, penyelanggaran.
- Membantu/meneruskan gerakan kapal, susunan poros propeller dan mesin kemudi.
- Menyelanggarakan tenaga listrik untuk penerangan dan lain lain.
- Penambatan kapal, penangkapan ikan, serta muatan, windlass, capstan, mesin winches, mesin jangkar.
- Penyelenggaraan keselamatan
Mesin Diesel
Mesin diesel tidak memerlukan pembakaran luar dengan mencampur udara dan bahan bakar yang ada didalam mesin, lebih dari itu, mesin ini dilengkapi dengan penekan udara dalam mesin silinder dan memanaskan hingga kemesin, tekanan udara tersebut akan berhubungan dengan udara yang ada sebelumnya diakhiri tempo tekanan. Tekanan inilah yang memanaskan mesin, hasilnya mesin diesel lebih kecil dan lebih ringan daripada mesin sebelumnya yang biasa digunakan pada kendaraan serta tidak menggunakan bahan bakar sebagai sumber pembakaran. Diesel ingi rancangan menjadi nyata, sebuah mesin yang handal, untuk menyempurnakan dia membutuhkan perusahaan besar untuk bekerjasama sebagai penyandang dana dalam pembuatan mesin resebut, setelah memperoleh rekan bisnisnya, dia langsungmemproduksi sebuah mesin uji dan prototipenya berhasil dibuat tahun 1897.

Gambaran Umum Mesin Penggerak Kapal
Berdasarkan penggunaannya, motor penggerak kapal ikan dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu mesin darat (stationary engine) dan mesin laut (marine engine). Jenis marine engine merupakan jenis mesin yang paling baik untuk digunakan sebagai penggerak kapal ikan karena mesin tersebut memang dirancang untuk digunakan sebagai penggerak kapal ikan serta dirancang khusus untuk keperluan lingkungan laut dan lebih tahan korosif. Namun demikian sekarang nelayan banyak menggunakn mesin darat bahkan mesin mobil sebagai penggerak, terutama dengan memodifikasikan system pendinginnya. Alasan nelayan menggunakan mesin darat karena harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan marine engine, juga suku cadangannya lebih mudah untuk didapatkan terutama didaerah perkampungan nelayan.

Berdasarkan letak motor ada 3 jenis motor penggerak yaitu : motor temple, motor luar/warangan, (outboard motor), motor dalam (inboard  motor). Berdasarkan bahan bakarnya motor penggerak kapal ada 3 jenis yaitu : motor solar, motor bensin dan motor minyak tanah. Pada umumnya motor temple menggunakan bahan bakar bensin atau minyak tanah yang ditempatkan diburitan kapal, sedangkan motor luar/warangan (poros balin-baling panjang) mengguanakan bahan bakar solar yang dipasang disamping kapal. 

Sistem Perpipaan
Sistem Air Tawar
Sistem pipa air tawar dan pendingin air tawar diantaranya pompa air tawar; pompa dan hidrofor air tawar; pipa-pipa; katup-katup; dan perlengkapan lainnya. Tangki-tangki air tawar dihubungkan dengan pompa air tawar melalui pipa-pipa air tawar setelah sebelumnya melewati filter penyaring terlebih dahulu. Pompa air tawar tersebut kemudian dihubungkan dengan tangki dan pompa hidrofor air tawar yang kemudian didistribusikan ke tempat-tempat yang memerlukan air tawar dan ke sistem pendinginan air tawar mesin induk dan mesin bantu. Mesin induk dan mesin bantu telah dilengkapi alat pendingin (cooler) dan perlengkapan lainnya sesuai dengan standar pabrik pembuat.

Pipa sistem pendingin air tawar terbuat dari pipa baja tanpa kampuh memanjang (seamless pipe) yang digalvanisir dan dilengkapi penyambung-penyambung sistem pipa yang fleksibel dan perlengkapan-perlengkapan standard dari pabrik pembuat.

Sistem Air Laut
Instalasi sistem saniter air laut diantaranya pompa dan hidrofor air laut; pipa pipa; katup-katup; dan perlengkapan lainnya. Hidrofor dihubungkan dengan instalasi sistem pipa balas untuk mendapatkan suplai air laut, yang kemudian didistribusikan ke tempat-tempat yang membutuhkan.

Sistem Bahan Bakar
Aliran bahan bakar diambil tanki port dan tanki starboard bahan bakar didasar ganda dengan pompa pemindah bahan bakar setelah sebelumnya melewati filter penyaring bahan bakar. Kemudian aliran bahan bakar dibagi dua ke tanki harian bahan bakar untuk mesin induk dan mesin bantu pada sisi port dan starboard dan seterusnya disalurkan kepada mesin-mesin yang membutuhkan. Bahan bakar sisa pembakaran disalurkan kembali ke tanki harian setelah melewati filter penyaring.

Sistem Pelumas
Sistem minyak pelumas tidak menggunakan pompa tambahan, tetapi pompa minyak lumas yang telah menjadi bagian dari paket instalasi mesin induk (factory accessories). Minyak lumas setelah melewati filter langsung disalurkan dari tanki menuju mesin-mesin induk dan mesin-mesin bantu.

Sistem Udara bertekanan
Sistem udara tekan ini digunakan untuk penyemprotan kerangan-kerangan laut di kamar mesin, menstart mesin induk, sistem pneumatik pada reversing gear box motor induk, seruling kapal, cuci-mencuci peralatan permesinan dan lain-lain.Instalasi pipa udara tekan ini cocok untuk sistem udara tekan dengan tekanan kerja 30 kg/cm2. Udara yang dihasilkan dari kompresor udara diisikan ke dalam botol angin

Pipa-pipa dibuat dari baja hitam tahan tekanan tinggi dan tahan terhadap korosi air laut, dilengkapi sertifikat pabrik pembuat atau sertifikat kelas untuk pipa baja hitam tahan tekanan tinggi. Katup-katup juga dari bahan yang sesuai standard pabrik pembuat dan persyaratan kelas tahan tekanan tinggi dan korosi air laut.

Definisi Purse Seine
Purse seine, pertama kali diperkenalkan di Pantai Utara Jawa oleh BPPL (LPPL) pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha perikanan di Batang (Bpk. Djajuri) dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973/1974) dan berkembang pesat sampai sekarang. Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang menggunakan purse seine. Namun akhirnya dapat diterima juga. Purse seine ini memang potensial dan produktivitas hasil tangkapannya tinggi. Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan perahu/kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya.

Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut/tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.

Di Jepang purse seine dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.One Boat Horse Sardine Purse Seine
2.Two Boat Sardine Purse Seine
3.One Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
4.Two Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
5.One Boat Skipjack and Tuna Purse Seine
6.Two Boat skipjack and Tuna Purse Seine 

Dari keenam macam purse seine di atas no (2), (3), (5) merupakan purse seine yang banyak digunakan.
Bahan dan Spesifikasi Purse Seine
Spesifikasi teknis alat tangkap purse seine terdiri dari :
Tali iris atas : Tali PE (polyethylene) atau PP (polypropylene).
Ukuran mata jaring : Untuk menangkap ikan pelagis kecil sayap dan mesh size badan berukuran > 50 mm dan kantong berukuran > 25 mm.
Tali ris bawah : Tali PE, PA atau bahan lain
Tali kolor (purse line) : Tali PE, PA atau bahan lain
Pelampung : Plastik atau styrofoam
Cincin : Terbuat dari besi tahan karat (stainless steel)
Alat Bantu : Alat bantu untuk menarik dan mengangkat jaring yatu net drum, line hauler/kapstan, winch dan power block. Alat bantu pengumpul ikan berupa rumpon atau lampu.

Jaring purse seine terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian sayap dan kantong. Bagian kantong berada ditengah diapit oleh bagian sayap pada kedua sisinya. Panjang jaring 400 – 700 meter, kedalaman 40 – 70 meter dan ukuran mata jaring kantong ¾ inchi. Bahan jaring adalah nylon multifilament dengan nomor benang dan mata jaring yang berbeda. Bagian kantong menggunakan nomor benang 210d/12 dengan ukuran mata jaring 19 mm, bagian sayap menggunakan nomor benang 210 d/9 dengan ukuran mata jaring 25,4 mm. Bagian badan sayap dan bagian bawah kantong menggunakan nomor benang 210 d/6 dengan ukuran mata jaring 25,4 mm.

Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.

Cara Pengoperasian Purse Seine
Prinsip penangkapan ikan dengan purse seine ialah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jarring, setelah itu jarring pada bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan akan terkumpul di bagian kantong. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang termasuk kedalam golongan pelagic shoaling species yang berarti ikan-ikan tersebut membentuk suatu shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface). Metode pengoperasian purse seine secara rinci yaitu dimulai kapal berangkat menuju lokasi penangkapan. Ada dua metode  untuk penangkapan, yaitu dengan mengejar gerombolan ikan atau dengan menggunakan alat bantu pengumpul (rumpon, lampu dan lainnya). Setelah ikan terkumpul atau terkonsentrasi pada daerah tertentu maka nelayan mulai menurunkan jarring (setting), pertama dengan menurunkan ujung jarring dengan pelampung., kemudian secara perlahan melingkari gerombolan ikan yang terkonsentrasi sampai pada ujung jaring yang pertama. Setelah itu dilakukan tahap yang berikut adalah hauling atau penarikan jaring yaitu dengan menarik tali kolor, sehingga akhirnya ikan terkumpul pada kantong. Purse seine atau jaring lingkar adalah jenis jaring penangkap ikan berbentuk persegi panjang atau trapezium, dilengkapi dengan tali kolor yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring (tali ris bawah), sehingga dengan menarik tali kolor bagian bawah jaring dapat dikuncupkan sehingga gerombolan ikan terkurung dalam jaring.

Hasil Tangkapan
Pada dasarnya alat tangkap purse seine digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis, yaitu ikan-ikan yang bergerak bebas di permukaan dan pertengahan perairan. Alat tangkap purse seine bisa digunanakn untuk menangkap ikan pelagis kecil, seperti halnya yang dioperasikan di Laut Jawa, atau untuk menangkap ikan-ikan pelagis berukuran besar seperti tongkol, tenggiri, cakalang atau bahkan tuna. Purse Seine jenis ini umumnya dioperasikan dengan ukuran kapal yang lebih besar dan kadang kala menggunakan speed boat tambahan untuk melingkarkan jaring agar ”pengepungan” gerombolan ikan berlangsung sempura dan cepat sehingga gerombolan ikan tersebut tidak dapat melarikan diri. Kapal-kapal purse seine jenis ini biasa beroperasi di perairan Laut Sulawesi dan Samudra Pasific yang terkenal kaya akan sumberdaya cakalang dan tongkol.

Khusus untuk purse seine Laut Jawa, ikan yang tertangkap tidak hanya didominasi jenis ikan-ikan pelagis tapi juga ikan-ikan demersal yang hidup di dasar perairan. Hal ini berkaitan dengan ukuran jaring yang digunakan oleh kapal-kapal tersebut. Umumnya jaring purse seine Laut Jawa berukuran panjang 600-900 meter sedangkan lebarnya (kedalamannya) berkisar antara 60-80 meter. Sementara itu, kedalaman rata-rata di Laut Jawa adalah 30-60 meter. Dengan kata lain, jaring yang digunakan dapat mencapai dasar perairan, bahkan lebih. Jadi nggak heran kalau ikan-ikan dasar yang bukan sasaran operasi penangkapan juga ikut terbawa. Bahkan ada anekdot diantara nelayan purse seine bahwa dasar Laut Jawa itu sudah licin seperti ubin karena terlau sering terkeruk oleh jaring-jaring purse seine kapal-kapal yang beroperasi di daerah tersebut. Anekdot lainnya adalah perumpamaan Laut Jawa sebagai pasar malam akibatnya banyaknya kapal-kapal purse seine yang beroperasi di malam hari. Lampu-lampu berkekuatan tinggi yang berfungsi sebagai pemikat ikan dinyalakan oleh kapal-kapal yang beroperasi sehingga dari kejauhan tampak seperti warung-warung terapung yang memenuhi daerah penangkapan ikan di Laut Jawa.

Alat Bantu Penangkapan
Dalam pengoperasian alat tangkap purse seine biasanya menggunakan alat bantu penangkapan sebagai berikut :
Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine.Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya (phototaxis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya.

Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers / anchor).
Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.
Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak (skoci, jukung, canoes)

Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan
Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.

Adanya Gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikanmaupun biota lainnya menjadi lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.

Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.

Musim
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.

Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu, namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.

Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.
Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera terkepung.
Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke bawah.

DATA PRIMER
Purse seine merupakan alat tangkap yang paling banyak digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis kecil di Laut Jawa. Alat tangkap purse seine tersebut digunakan oleh nelayan-nelayan di lokasi kajian, yaitu Indramayu, Tegal, Pekalongan, Banyuwangi dan Bali. Karakteristik teknis usaha penangkapan ikan pelagis kecil dapat dilihat pada tabel berikut.

Armada perikanan purse seine di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dari wilayah operasi penangkapan.

Kapal purse seine yang dioperasikan di Indramayu merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (10-30 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 20 HP. Operasi penangkapan dilakukan secara one day fishing. Kapal purse seine yang dioperasikan di Tegal merupakan kapal-kapal purse seine berukuran sedang (30-50 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari trip yaitu antara  7-20 hari per trip. Kapal purse seine yang dioperasikan di Pekalongan merupakan kapal-kapal purse seine berukuran besar (100-130 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120-360 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari yaitu 10-40 hari per trip. Sedang kapal purse seine yang dioperasikan di Juwana Pati merupakan kapal-kapal purse seine juga berukuran besar (30-50 GT dan 50-100 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 300-360 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari 10-40 hari per trip.

Karakteristik kapal purse seine yang beroperasi di Tegal, Pekalongan dan Pati merupakan kapal-kapal sedang dan besar sesuai dengan ukuran GT (30-100 GT), sedangkan kapal-kapal yang beroperasi di daerah Indramayu merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (one day fishing).

Sistem Penggerak Kapal
Tenaga penggerak kapal: Baling-baling tetap (Fixed propeller)
- Model                            : YX.120
- Jumlah Daun                 : 4(empat) buah
- Diameter x Pitch           : 1130 x 711 mm
- Bahan                            : Kuningan
Poros baling-baling
- Diameter x panjang poros  utama       : 90 x 2485 mm
- Bahan poros utama                             : Stainless steel
- Diameter x panjang poros antara        : 80 x 1500mm
- Bahan poros antara                             : Carbon Steel
Tenaga penggerak kapal: baling-baling tetap (Fixed propeller)
- Model                         : YX.120
- Jumlah daun               : 4(empat) buah
- Diameter x pitch         : 1130 x 711 mm
- Bahan                         : Kuningan
Poros baling-baling
- Diameter x panjang poros  utama       : 90 x 2485 mm
- Bahan poros utama                             : Stainless steel
- Diameter x panjang poros antara        : 80 x 1500mm
- Bahan poros antara                             : Carbon Steel

PEMBAHASAN
Analisa Efisiensi Daya Mesin
Analisis efisiensi penangkapan dilakukan dengan cara menghitung nilai efisiensi daya mesin yang dibutuhkan saat kecepatan maksimum dan efisiensi waktu operasi penangkapan ikan. Nilai efisiensi operasi penangkapan sangat membantu untuk menemukan pola operasi yang tepat untuk alat tangkap purse seine. Langkah perhitungan untuk efisiensi daya mesin, adalah :

Menghitung Tahanan Kapal
Untuk menentukan daya mesin kapal terlebih dahulu dihitung tahanan tota kapal, tahanan total (Rt) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rt = ½ x ρ x V2 x Ct x S (Fyson, 1985)
Dimana :
Rt : Tahanan total
V : Kecepatan kapal (m/s)
Ct : Koefisien tahanan total
p : Masa jenis
S : Luas permukaan basah (WSA) (m2) 

Menghitung Efisiensi Daya Mesin
Efisiensi daya mesin diperoleh dengan membandingkan antara daya yang dibutuhkan saat kecepatan maksimum dengan daya mesin terpasang. Nilai efisiensi ini digunakan untuk mengetahui jumlah daya yang terpakai dan apabila ada sisa daya yang belum terpakai, bisa digunakan untuk lainnya (seperti : memutar line houler, lampu dll). Untuk menghitung efisiensi daya mesin dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
η =  x 100%
Dimana :
P     : Daya mesin saat kecepatan maksimum
Po   : Daya mesin terpasang

Mengukur Kebutuhan Bahan Bakar
Untuk menentukan data kebutuhan bahan bakar pada masing-masing kapal dengan ukuran GT berbeda, menggunakan alat ukur (pipa kapiler) untuk mengukur kedalaman isi tangki bahan bakar, tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut : 
- Persiapan alat tangki dengan pipa ukur, alat pencatat waktu, kemudian bahan bakar di pompakan ke tangki ukur.
- Ukur kedalam isi tangki bahan bakar, di dermaga saat akan berangkat melaut atau 0,0 jam dan di catat dalam table.
- Kapal diberangkatkan melaut selama 1/2 jam dan kembali ke dermaga.
- Ukur ulang isi tangki bahan bakar saat kapal kembali ke dermaga dan catat dalam table.

Sistem Pembakaran
Bahan bakar yang berasal dari tangki dialirkan ke saringan bahan bakar melalui solar dan setelah disaring bahan bakar ini terus mengalir ke pompa bahan bakar tipe bosch pump melalui pipa penghubung dari filter. Dari pompa ini pompa dialrkan ke nozel dengan menggunakan pompa penyemprot bahan bakar dan selanjutnya terjadi pengabutan bahan bakar di dalam silinder yang telah dipenuhi dengan udara yang telah terkompresi. Bahan bakar sisa akan dialirkan kembali ke tangki solar.
 
Proses pembakaran dimulai saat tekanan udara dalam silinder pada akhgir langkah kompresi sekitar 40-45 Kg/cm2 dan temperaturnya naik kira-kira 6000C. Bahan bakar disemprotkan oleh injektor dalam bentuk kabut. penyalaan dimulai dari titik dimana campuran bahan bakar dan udara yang paling sesuai dan cocok terbentuk dan selanjutnya diikuti dengan pembakaran dari campuran tersebut. Pada motor diesel campuran bahan bakar dan udara dapoat menyala sendiri sehingga ada kelambatan (1/1000 sampai 4/1000 detik ) sebelum proses pembakaran yang sempurna terjadi. sedang terjadinya proses pembakaran tersebut, mengakibatkan temperatur dan tekanan naik (Karyanto, 2000).

Tahap/periode proses pembakaran motor diesel :
Periode Pertama merupakan kelambatan pembakaran. Dalam periode ini merupakan campuran dari bahan bakar yang merupakan partikel halus dengan udara sehingga membentuk campuran yang mudah terbakar. Kenaikan tekanan sesuai dengan gerak naiknya torak di dalam silinder.

Periode kedua yaitu penyebaran api/pembakaran cepat pada periode ini campuran bahan bakar dan udara yang mudah terbakar mulai terbakar, dan api menyebar ke seluruh ruang bakar dengan cepat, sehingga terbentuk letupan dalam silinder sehingga tekanan dan suhunya naik dengan cepat.

Periode ketiga pembakaran bahan bakar segera terbakar setelah disemprotkan pembakaran dapat dikontrol dengan sejumlah bahan bakar yang disemprotkan pada periode ini. Periode ini berhubungan dengan kecepatan penyemprotan, ukuran tetesan kabut dan jumlah penyemprotan.
Periode keempat adalah perioode pembakaran sisa. Meskipun penyemprotan bahan bakar telah selesai, keadaan pembakaran sempurna belum sepenuhnya tercapai dan masih akan terbakar pada proses ekspansi.

Sistem Pendinginan
Pada mesin land used menggunakan pendingin secara tidak langsung (tertutup), dan untuk di jadikan sebagai mesin kapal, maka sistem pendinginnya perlu diubah menjadi pendingin secara langsung (terbuka) yang menggunakan air laut yang digunakan untuk mendinginkan air tawar yang ada di dalam suatu unit mesin. Penggunaan air laut dapat menyebabkan daya tahan mesin berkurang, karena mesin land used tidak tahan terhadap korosi.

Suatu sistem pendingin mesin dengan media pendingin atau bahan untuk mendinginkannya menggunakan aliran udara yang dihasilkan dari hembusan kipas. Cara kerjanya yaitu udara dialirkan ke depan silinder dan silinder blok. Pada silinder blok dipasang sirip-sirip pendingin yang berfungsi untuk memperbesar luas permukaanya sehingga lebih mudah menyerap gas panas diambil langsung oleh udara melalui tiap-tiap sirip yang dipasangkan sekeliling silinder dan kepala silinder (Arends, 1994).

Sistem ini ditandai oleh adanya sirip yang dapat memperluas permukaan untuk tujuan pendinginan. Atmosfer yang menyusup diantara sirip mampu mendinginkan dinding silinder yang panas. Pada umumnya digunakan untuk mesin-mesin yang berukuran kecil dan bergerak, karena memanfaatkan angin yang menimpa motor saat motor itu bergerak (Heldt, P.M, 1956).

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari data-data yang telah didapatkan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
- Kapal purse seine yang beroperasi di Laut Jawa juga terbuat dari kayu. Ukurannya beragam dari yang paling kecil dengan 30 Gross Tonnage (GT) sampai dengan 200-250 GT.
- Mesin yang digunakan pada kapal perikanan ikan adalah sama dengan mesin yang digunakan pada kapal niaga lainnya. Namun yang membedakan adalah kelengkapan alat bantu sesuai dengan fungsi dari kapal itu sendiri.
- Mesin diesel tidak memerlukan pembakaran luar dengan mencampur udara dan bahan bakar yang ada didalam mesin, lebih dari itu, mesin ini dilengkapi dengan penekan udara dalam mesin silinder dan memanaskan hingga kemesin, tekanan udara tersebut akan berhubungan dengan udara yang ada sebelumnya diakhiri tempo tekanan.
- Berdasarkan penggunaannya, motor penggerak kapal ikan dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu mesin darat (stationary engine) dan mesin laut (marine engine).
- Berdasarkan letak motor ada 3 jenis motor penggerak yaitu : motor temple, motor luar/warangan, (outboard motor), motor dalam (inboard  motor).
- Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut/tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.
- Khusus untuk purse seine Laut Jawa, ikan yang tertangkap tidak hanya didominasi jenis ikan-ikan pelagis tapi juga ikan-ikan demersal yang hidup di dasar perairan. Hal ini berkaitan dengan ukuran jaring yang digunakan oleh kapal-kapal tersebut. Umumnya jaring purse seine Laut Jawa berukuran panjang 600-900 meter sedangkan lebarnya (kedalamannya) berkisar antara 60-80 meter. Sementara itu, kedalaman rata-rata di Laut Jawa adalah 30-60 meter. Dengan kata lain, jaring yang digunakan dapat mencapai dasar perairan, bahkan lebih.

Saran
Mahalnya harga marine engine membuat para nelayan mengganti mesin kapal mereka dengan mesin mobil yang teah dimodifikasi sistem pendinginannya dikarenakan harganya yang lebih terjangkau, namun jika memang hal itu dilakukan sebaiknya awak kapal harus mengerti tentang permesinan karena bisa jadi mesin macet di tengah laut dikarenakan mesin darat lebih rentan daripada mesin laut.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous a. 2010. Karakteristik Teknis Alat Tangkap Purse Seine, Payang  dan Gill Net pada Penangkapan Ikan Pelagis Kecil. http://frezeries.blogspot.com.
Anonymous b. 2010. Purse Seine Laut Jawa (Part1), (Part 2), (Part 3), (Part 4). http://camartolol.wordpress.com.
Sa’id, Solichin Djazuli. 2009. Proposal Kolokium : Kajian Ekonomis Penggunaan Daya Mesin Kapal Purse Seine di Perairan Pekalongan. Universitas Diponegoro. Semarang
Taufiq. 2010. Purse Seine. http://fiqrin.wordpress.com.
Wijopriono & Abdul Samad Genisa. 2003. Kajian Terhadap Laju Tangkap dan Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine Mini di Perairan Pantai Utara Jawa Tengah. Universitas Hasanuddin. Makassar.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

informasinya sangat bermanfaat

Unknown mengatakan...

terima kasih atas informasinya sangat menarik, jangan lupa juga kunjungi balik website resmi kami http://bit.ly/2Oz19MK

Popular Posts

Followers