Pages

Welcome in MY BLOG....!!Terima kasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat ^_^.

Senin, 01 Oktober 2012

TERUMBU KARANG Oleh Ir. Mulyanto M.Si

BATASAN
Terumbu karang adalah endapan masif kalsium karbonat yang dihasilkan oleh karang hermatipic.
Karang adalah hewan tidak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hewan berrongga) atau Cnidaria, dari Ordo Scleractinia.
Satu individu karang atau disebut polip karang memiliki ukuran yang bervariasi antara 1 mm – 50 cm, umumnya polip karang koloni berukuran kecil, sementara polip dengan ukuran besar dijumpai pada karang yang soliter.

ANATOMI KARANG
Karang merupakan hewan berbentuk tabling atau disebut polip memiliki bagian-bagian tubuh terdiri dari:
- Mulut yang berfungsi juga sebagai anus, dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa dari perairan serta sebagai alat pertahanan diri.
- Tenggorokan pendek
- Rongga tubuh (coelenteron) yang juga merupakan saluran pencernaan (gastrovascular), berisi mesenteri filament (usus) sebagai alar pencema. Di dalam sel mesenteri dilengkapi cilia dan flagela.
- Tentakel dilengkappi cilia dan flagela, yang aktif dijulurkan pada malam hari, saat karang mencari mangsa, sementara di siang hari tentekel ditarik masuk ke dalam rangka.

Lapisan tubuh yaitu :
- Ektodermis atau lapisan luar, mengandung sel glandula yang berisi sel lendir (membantu menangkap makanan dan membersihkan diri dari sediment yang menempel) dan sel knidoblast (khusus untuk tentakelnya), berisi sel nematocyst. Sel penyengat (knidoblas) ini merupakan ciri khas semua hewan Cnidaria, dilengkapi alat penyengat (nematocyst) beserta racun di dalamnya. Bila ada zooplankton atau hewan lain yang akan ditangkap, maka alat penyengat dan racun akan dikeluarkan.
- Mesoglea, merupakan jaringan pengikat tipis yang terdiri dari sel-sel, serta kolagen, dan mukopolisakarida.
- Endodermis yang lebih umum disebut gastrodermis karena berbatasan dengan saluran pencernaan. Di dalamnya terdapat zooxanthellae yaitu alga uniseluler dari kelompok Dinoflagelata, dengan warna coklat atau coklat kekuning-kuningan.

Untuk tegaknya seluruh jaringan, polyp didukung oleh kerangka kapur, berupa lempengan-Iempengan yang tersusun secara radial dan berdiri tegak pada lempeng dasar. Lempengan ini disebut septa yang tersusun dari bahan anorganik dan kapur, hasil sekresi polyp karang.

Klasifikasi karang menurut Davis (1955), Barnes (1974), Pennak (1978) dan Storer (1983) adalah termasuk :
- Filum Cnidaria ( Coelenterata ), dengan ciri – ciri simetri radial atau biradial,  polyp sessile, soliter atau koloni, medusa umumya berenang bebas sebagai plankton, umumnya mempunyai tentakel yang mengandung nematocyst untuk menangkap mangsa.
- Kelas Anthozoa, dengan ciri – ciri semua anggotanya berbentuk polyp yang menempel, soliter atau koloni, membentuk kerangka kapur atau tidak, tentakel bolong, mulut berhubungan dengan stomodeum (gullet, pharynx), umumnya mempunyai sifonoglif, rongga gastrovaskuler tersekat – sekat oleh septa vertical yang mengandung nematocyst, gonad pada gastrodermis, ada 6100 spesies, semua hidup di laut.
- SubKelas Zoantharia (Hexacorallia), ciri – ciri jumlah tentakel tiap polyp lebih dari 8 sampai ratusan helai, soliter atau koloni, misal Anemone Laut Metridium, Karang Batu (Stony Coral) Fungia dan Acropora.
- SubKelas Alcyonaria (Octocorallia), ciri – ciri jumlah tentakel tiap polyp selalu 8 dan pinnate, polyp kecil – kecil, hampir semuanya koloni, kerangka di dalam, misal Tubipora, Corallium rubrum (Coral Permata Merah) dan Pennatula sulcata.
- Kelas Hydrozoa, ciri – ciri ukuran polyp kecil – kecil, biasanya koloni, medusa mempunyai velum, diameter medusa 1 – 10 mm, beberapa jenis mencapai 10 cm, kebanyakan hidup di laut dangkal, ada 3700 spesies, misal Hydra (polyp soliter), Bougainvillea ramosa (koloni polyp yang menetap), Physalia (koloni polyp yang mengapung), Diphyes (koloni polyp melayang sebagai plankton).

FISIOLOGI
Karang mempunyai sistem syaraf yang sederhana, tersebar di ektoderma, endoderma dan mesoglea. System syaraf ini dikoordinasi oleh sel junction yang bertanggung jawab memberi respon mekanis, khemis serra stimuli cabaya.

Jaringan otot sederhana terdapat di antara jaringan mesoglea,  yang bertanggung jawab alas gerakan polyp untuk mengembang atau mengkerut sebagai respon perintab ja­ringan syaraf. Sinyal dari jaringan ini tidak hanya didalam satu polyp tetapi juga ditemskan ke polyp yang lain.

Jaringan mesenterial filamen berfungsi sebagai otot pencema yang sebagian besar selnya berisi sel mucus yang berisi enzim untuk mencema makanan. Lapisan luar jaringan mesenteri filamen dilengkapi sel cilia yang halus.

Organ reproduksi ber­kembang diantara mesenteri filamen. Untuk karang subtropics pada saar tertentu organ reproduksi menghilang, krn siklus reproduksinya tidak terjadi sepanjang tahun.
Dalam satu polyp dapat dftemukan organ betina, jantan atau kedua-duanya (hermaprodit).

ASOSIASI KARANG DENGAN ZOOXANTHELLAE
Zooxanthellae adalah alga dari kelompok Dinoflagellata, terutama genus Symbiodinium, meskipun dapat hidup bebas, sebagian besar bersimbiosis dengan hewan, antara lain karang, anemon, moluska dan lainnya. Jumlah zooxanthellae pada karang diperkirakan 1 – 5 juta sel/cm2 permukaan karang.

Dalam asosiasi ini, karang mendapatkan sejumlah keuntungan berupa:
Hasil fotosintesis, seperti gula, asam amino, dan oksigen.
Mempercepat proses kalsifikasi yang terjadi melalui skema (1) fotosintesis akan menaikkan pH dan menyediakan ion karbonat lebih banyak, (2) dengan pengambilan ion P untuk fotosintesis, berarti zooxanthellae telah menyingkirkan inhibitor kalsifikasi.

Zooxanthellae mendapat keuntungan berupa bahan anorganik untuk fotosintesis, contohnya zooxanthellae dalam Acropora palmata memperoleh 70% suplai nitrogen anorganik dari sisa metabolisme karang, sisanya diambil dari perairan (Tomascik et al. 1997).

Keberadaan zooxanthellae dalam karang terjadi melalui beberapa mekanisme terkait dengan reproduksi karang. Dari reproduksi secara seksual, karang akan mendapatkan zooxanthellae langsung dari induk atau secara tidak langsung dari lingkungan. Sementara dalam reproduksi aseksual, zooxanthellae akan langsung dipindahkan ke koloni baru atau ikut bersama potongan koloni karang yang lepas. 

REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN KARANG
Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Pada reproduksi ini, polip/koloni karang membentuk polip/koloni baru melalui pemisahan potongan-potongan tubuh atau rangka. Ada pertumbuhan koloni dan ada pembentukan koloni baru.

Pertunasan. Jika polip dan jaringan baru tetap melekat pada koloni induk, ini disebut pertambahan ukuran koloni. Jika polip atau tunas lepas dari koloni induk dan membentuk koloni baru, ini baru disebut reproduksi aseksual. Pertunasan ini terdiri dari :
Intratentakular yaitu satu polip membelah menjadi 2 polip; jadi polip baru tumbuh dari polip lama.
Ekstratentakular yaitu polip baru tumbuh di antara polip-polip lain.
Fragmentasi. Koloni baru terbentuk dari patahan karang, terjadi terutama pada karang bercabang, karena cabang mudah sekali patah oleh faktor fisik (seperti ombak atau badai) atau faktor biologi (predasi oleh ikan). Patahan (koloni) karang yang lepas dari koloni induk, dapat saja menempel kembali di substrat dasar dan membentuk tunas serta koloni baru. Hal itu hanya dapat terjadi jika patahan karang masih memiliki jaringan hidup.
Polip bailout. Polip baru terbentuk karena tumbuhnya jaringan yang keluar dari karang mati. Pada karang yang mati, kadang kala jaringan-jaringan yang masih hidup dapat meninggalkan skeletonnya untuk kemudian terbawa air. Jika kemudian menemukan dasaran yang sesuai, jaringan tersebut akan melekat dan tumbuh menjadi koloni baru.
Partenogenesis. Larva tumbuh dari telur yang tidak mengalami fertilisasi.
Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan peleburan sperma dan ovum (fertilisasi). Sifat reproduksi ini lebih komplek karena selain terjadi fertilisasi, juga melalui sejumlah tahap lanjutan (pembentukan larva, penempelan baru kemudian pertumbuhan dan pematangan).

Karang memiliki mekanisme reproduksi seksual beragam yang didasari oleh penghasil gamet dan fertilisasi. Keragaman itu meliputi :
Berdasar individu penghasil gamet, karang dapat dikategorikan bersifat:
Gonokoris, dalam satu spesies, telur dan sperma dihasilkan oleh individu yang berbeda. Jadi ada karang jantan dan karang betina. Contoh pada genus Porites dan Galaxea, (dan sebagian besar karang).

Hermaprodit, bila telur dan sperma dihasilkan dalam satu polip. Karang hermafrodit sering memiliki waktu kematangan seksual yang berbeda, yaitu:
Hermafrodit yang simultan, menghasilkan telur dan sperma pada waktu bersamaan dalam kesatuan sperma dan telur (egg-sperm packets). Meski dalam satu paket, telur baru akan dibuahi 10-40 menit kemudian yaitu setelah telur dan sperma berpisah. Contoh: jenis dari kelompok Acroporidae, Favidae.

Hermaprodit yang berurutan, ada dua kemungkinan yaitu:
Protandri, individu karang berfungsi sebagai jantan dulu dan menghasilkan sperma, setelah itu menjadi betina.
Protogini, individu karang berfungsi sebagai betina dulu dan menghasilkan telur, setelah itu menjadi jantan. Contoh: Stylophora pistillata dan Goniastrea favulus
Berdasar mekanisme pertemuan telur dan sperma.
Brooding / planulator.
Telur dan sperma yang dihasilkan, tidak dilepaskan ke kolom air dan fertilisasi terjadi secara internal. Zigot berkembang menjadi larva planula di dalam polip, kemudian planula dilepaskan ke air. Planula ini langsung memiliki kemampun melekat di dasar perairan untuk melanjutkan proses pertumbuhan. Contoh Pocillopora damicornis dan Stylophora.
Spawning.
Telur dan sperma dilepaskan ke air dan fertilisasi terjadi secara eksternal. Pembuahan terjadi beberapa jam setelah telur berada di air. Contoh genus Favia.
Dari seluruh spesies karang yang telah dipelajari proses reproduksinya, 85% mempunyai mekanisme spawning.

Pelepasan telur secara massal, waktunya berbeda tergantung kondisi lingkungan, contoh Richmond dan Hunter menemukan bahwa di Guam, Micronesia, puncak spawning terjadi 7 – 10 hari setelah bulan purnama pada bulan Juli. Kenyon menemukan spawning di Kepulauan Palau terjadi selama beberapa bulan, yaitu Maret, April dan Mei (Richmond 1991).

AKRESI
Akresi adalah pertumbuhan koloni dan terumbu ke arah vertikal maupun horisontal. Karang melalui reproduksi aseksualnya menghasilkan karang-karang baru yang berhubungan satu dengan lainnya. Karang-karang tersebut membentuk koloni, yang kemudian tumbuh menjadi bentuk yang khas. Ragam bentuk pertumbuhan koloni tersebut meliputi:
Bercabang
Koloni ini tumbuh ke arah vertikal maupun horisontal, dengan arah vertikal lebih
dominan. Percabangan dapat memanjang atau melebar, sementara bentuk cabang
dapat halus atau tebal. Karang bercabang memiliki tingkat pertumbuhan yang paling
cepat, yaitu bisa mencapai 20 cm/tahun. Bentuk koloni seperti ini, banyak terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng, terutama yang terlindungi atau setengah terbuka.
Padat
Pertumbuhan koloni lebih dominan ke arah horisontal daripada vertikal. Karang ini memiliki permukaan yang halus dan padat, bentuk yang bervariasi, seperti setengah bola, bongkahan batu, dan lainnya; dengan ukuran yang juga beragam. Dengan pertumbuhan < 1 cm/tahun, koloni tergolong paling lambat tumbuh. Meski demikian, di alam banyak dijumpai karang ini dengan ukuran yang sangat besar. Umumnya ditemukan di sepanjang tepi terumbu karang dan bagian atas lereng terumbu.
Lembaran
Pertumbuhan koloni terutama ke arah horisontal, dengan bentuk lembaran yang pipih. Umumnya terdapat di lereng terumbu dan daerah terlindung.
Seperti meja
Bentuk bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti meja. Karang ini ditopang
dengan batang yang berpusat atau bertumpu pada satu sisi membentuk sudut atau
datar.

Koloni karang akan terus tumbuh membentuk terumbu. Bentuk terumbu berdasar Teori Penenggelaman (Subsidence Theory) oleh Charles Darwin (1842), yaitu terumbu tepi, terumbu penghalang dan atol. Masing-masing dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
Terumbu karang tepi (Fringing Reef), yaitu terumbu karang yang terdapat di sepanjang pantai dan dalamnya tidak lebih dari 40 m. Terumbu ini tumbuh ke permukaan dan ke arah laut terbuka.
Terumbu karang penghalang (Barrier Reefs), berada jauh dari pantai yang dipisahkan oleh laut atau goba dengan kedalaman 40 – 70 m. Umumnya terumbu karang ini memanjang menyusuri pantai.
Atol (atolls), merupakan karang berbentuk melingkar seperti cincin yang muncul dari perairan yang dalam, jauh dari daratan dan melingkari gobah yang memiliki terumbu gobah atau terumbu petak. Atol yang terbesar:
- Kwajilein di Kepulauan Marshall
- Suvadiva di Kepulauan Maladewa
- Taka Bonerate (Sulawesi Selatan) 

PENYEBARAN TERUMBU KARANG SECARA HORISONTAL
Terumbu karang menyebar di laut dangkal kawasan tropis sampai subtropis, dengan letak geografi antara 35° LU – 32° LS, dan dikenal 3 kawasan terumbu karang yaitu Laut Karibia, Lautan Hindia dan Indo – Pasifik.

Di  Laut Karibia, terdiri 20 genus, 32 spesies, sebagian besar berbeda dengan yang terdapat di Lautan Hindia dan Indo – Pasifik. Fenomena yang perlu diperhatikan adalah (1) Di tenggara pantai Amerika sampai di sebelah barat utara pantai Amerika Selatan, karang hanya tumbuh di bagian tertentu, karena tingginya sedimentasi dari Sungai Orinco dan Sungai Amazon di sepanjang pantai Amerika Selatan, (2) di bagian sepanjang pantai, terbatas sampai di pantai Florida, ini disebabkan rendahnya suhu pada musim dingin, (3) di Laut Atlantik Timur sepanjang pantai Afrika Barat sebaran karang sangat terbatas oleh karena adanya arus dingin Guinea dan upwelling.

Di Lautan Hindia, meliputi pantai timur Afrika, Laut Merah, Teluk Aden, Teluk Persia, Teluk Oman sampai Lautan Hindia Selatan pada garis lintang 26° LS. Terbatasnya sebaran karang dikarenakan salinitas yang ekstrem, di Teluk Persia 46 ‰ dan di Hindia Selatan 26 ‰.

Di Indo – Pasifik, menyebar dari Laut Cina Selatan sampai pantai timur Australia, dan dari Pantai Panama sampai pantai selatan Teluk California. Terdiri dari 80 genus. Contoh genus Acropora di Laut Karibia hanya  3 spesies, sementara di Indo Pasifik ada 80 jenis, genus Porites di Laut Karibia 3 spesies, di Indo Pasifik 20 spesies.

Di Indonesia, terbanyak di Laut Sulawesi, Flores dan Banda. Perkembangan karang terutama di Sulawesi Utara disebabkan oleh adanya arus lintas Indonesia yang mengalir sepanjang tahun dari laut Pasifik dan Laut Hindia dan rendahnya sedimentasi. Terbatanya karang di sepanjang pantai timur Sumatera, Kalimantan Barat dan Selatan dan pantai utara Jawa dibatasi oleh sedimentasi yang tinggi.

FAKTOR ABIOTIK
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkebangan terubu karang adalah:
Intensitas cahaya  maksimum
Oksigen optimal
Suhu, optimal 23 – 25oC, dapat toleran 36 – 40oC.
Kecerahan tinggi
Tidak ada sedimentasi
Salinitas 30 – 42 0/00
Tidak tercemar
Gelombang besar
Arus < 1 m/detik

ORGANISME PEMBENTUK TERUMBU KARANG
Organisme utama:
Filum Cnidaria Klas Anthozoa Ordo Scleractina (Madreporaria) sebagai kerangka pembentuk terumbu.
Coralin algae sebagai penyemen.
Organisme penghasil CaCO3.
Penyeimbang material:
Hydrozoa (Millepora, Heliopora, Tubipora Stylasterina)
Coenothecalia
Stolonifera
Foraminifera
Bryozoa
Moluska
Sponge
Beberapa karang ahermatipik 

ORGANISME YANG HIDUP DI TERUMBU KARANG
Vegetasi:: alga (seaweed) dan lamun (seagrass).
Hewan tanpa tulang belakang (avertebrata) antara lain protozoa, porifera, cnidaria ain, platyhelminthes dan annelida, moluska, krustasea, echinodermata.
Hewan bertulang belakang (vertebrata) antara lain ikan, reptil dan mamalia.
Keragaman ikan di terumbu karang disebabkan oleh faktor:
Variasi habitat (misalnya kedalaman yang berbeda, koloni karang yang berbeda).
Ikan punya relung (niche) yang spesifik.
Ikan diurnal (aktif pada siang hari), contoh ikan Pomacentridae.
Ikan nocturnal (aktif pada malam hari), contoh ikan Apogonidae.
Trophic level (kedudukan ikan dalam rantai makanan):
Karnivora oportunistik (50-76%), contoh ikan dari famili Pomacentridae, Chaetodontidae, Pomocanthidae, Monocanthidae, Ostractiontidae, Tetraodontidae.
Herbivora / pemakan karang (15%), contoh pemakan karang adalah ikan dari famili Scaridae, Acanthuridae, Chaetodontidae (kepe-kepe), Balistidae (triggerfish),Tetraodontidae (puffer = ikan buntal).
Omnivora.
Zooplankton feeder (kecil, schooling), contoh ikan dari famili Clupeidae dan Atherinidae.
Scavenger.

ASOSIASI ANTAR ORGANISME PENGHUNI TERUMBU KARANG
Organisme yang tinggal atau beraktivitas di terumbu karang, memilliki interaksi baik antar spesies yang sama maupun dengan spesies yang berbeda.

Antara spesies yang berbeda
Mutualisme, hubungan dimana kedua simbion mendapat keuntungan, contoh:
Ikan dokter (Labridae) dan penyu, ikan memakan parasit yang menempel pada punggung penyu.
Shrimp goby (Amblyeleotris gymnocephala) dengan udang (Alpheus sp) yang obligat mutualisme.

Komensalisme, hubungan dimana satu simbion mendapat keuntungan, simbion yang lain tidak netral (tidak mendapat keuntungan atau kerugian), contoh:
Krustasea, moluska, cacing yang tinggal pada gorgonian dan crinoid. Ketiga kelompok hewan disebut sebelumnya mendapat tempat tinggal dan perlindungan dari musuh, sementara gorgonian tidak mendapat sesuatu, juga tidak kehilangan sesuatu.

Kuda laut dengan lamun.
Parasit, satu pihak mendapat keuntungan, sementara pihak lain mendapat kerugian, contoh :
Hewan pembor karang dengan karang sebagai inang.
Copepoda (krustasea) parasit pada ikan gobi (Pleurosicya boldninghi).

Antara spesies yang sama
Schoaling adalah sekelompok ikan dalam satu spesies yang secara bersama-sama mencari makan, migrasi, bertelur, atau istirahat. Anggota kelompok memiliki bentuk, ukuran atau status sosial yang tidak harus sama juga tidak punya pola pergerakan yang sama.
Schooling anggota memiliki status sosial yang sama dan bergerak dalam satu koordinasi.

INTERAKSI ORGANISME DENGAN TERUMBU KARANG
Pemakan karang (pemangsaan).
Ikan famili Chaetodontidae (kepe-kepe), Balistidae (triggerfish) dan Tetraodontidae (puffer = ikan buntal).
Bintang laut mahkota duri (Acanthaster planci), dalam keadaan normal berjumlah 2 – 3 individu dalam beberapa ratus meter terumbu. Ledakan popukasi hewan ini dapat terjadi karena predatornya yaitu Charonia tritonis diambil dan dijual sebagai hiasan serta aliran permukaan (runoff) yang menyebabkan peningkatan nutrien. Beberapa kasus yang pernah terjadi:
Di Guam, serangan hewan ini menyebabkan 90% terumbu karang sepanjang 38 km rusak dalam waktu 2,5 tahun.
Di Great Barrier Reef, terumbu seluas 8 km2 rusak hanya dalam 12 bulan.
Kompetitor karang (kompetisi)
Perebutan substrat antara karang dengan alga, misalnya turf alga antar koloni karang, misalnya salah satu spesies dari genus Galaxea termasuk yang paling agresif.
Pengaruh langsung dan tidak langsung
Echinometra mathaei, penyebaran di Indopasifik (Afrika timur – Laut Merah – Hawaii). Habitatnya di lubang atau celah-celah dasaran reef crest di perairan dangkal sehingga memiliki perilaku bersembunyi dan cenderung menghindari kompetitor. Pakannya adalah alga encrusting dan yang menempel di sekitar lubang tempat persembunyiannya.

Contoh terjadi di Kenya, Populasi E. mathei meningkat 2 – 3 kalil lipat dari kondisi normal menjadi 13 individu/m2. Penyebabnya adalah populasi predator hewan ini, yaitu ikan dari famili Balistidae dan Wrasse menurun.

Akibat langsung kenaikan populasi tersebut:
Biomassa alga naik sementara tutupan turf alga (komunitas beberapa spesies alga berbentuk filamen berukuran ≤10 mm) meningkat.
Tutupan terumbu karang menurun.
Bioerosi meningkat.
Keragaman  bentik menurun.
Akibat lanjutan:
Tutupan spon meningkat.
Populasi ikan herbivor menurun.
Hewan ini jadi mampu berkompetisi dengan herbivor lain.
Hewan ini mulai menghuni area terumbu karang yang terbuka.
Perilaku yang cenderung menghindari kompetitor berkurang.
Memakan alga tidak lagi hanya di sekitar lubang tetapi dengan cakupan yang meluas di area terumbu karang.
Bulu babi (Diadema antillarum), secara umum kehadirannya dianggap tidak ada gunanya dan mengganggu, terutama bagi penyelam pemula atau orang yang beraktivitas di sekitar pantai. Karakteristiknya:
Herbivor pemakan turf alga, namun dalam kondisi tidak ada makanan, akan memangsa karang.
Padan siang hari hewan ini bersembunyi di lubang-lubang atau celah-celah karang, pada malam hari aktif mencari makan
Predator hewan ini adalah Balistidae vetula (predator utama di kepulauan Virginia), kemudian Labridae dan Cassis tuberosa.
Kematian masal terjadi di Pasifik Barat pada tahun 1983-1984. Dimulai dari Panama di awal Januari 1983 kemudian menyebar ke Karibia, Teluk Meksiko, Bahama, Bermuda dengan tingkat kematian 93-100%. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, namun diduga karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Dampak kematian bulu babi terhadap ekosistem terumbu karang :
Biomassa alga di St. Croix meningkat 27%, terjadi 5 hari setelah kematian bulu babi, kemudian meningkat pesat menjadi 400-500% dari kondisi awal.
Biomass alga di Jamaica naik 31-50% dalam dua minggu, dan setelah satu tahun menjadi lebih dari 65%.
Komposisi alga sebelum kematian bulu babi didominasi oleh turf algae dan crustose algae, setelah kematian bulu babi didominasi oleh makroalga seperti Sargassum dan Turbinaria turbinata.
Tutupan alga crustose, tutupan karang, dan gorgonian menurun drastis.
Meskipun bulu babi ini menghilang dari lokasi, ternyata kompetitornya yang sesama pemakan turf alge, tidak menunjukkan penambahan populasi yang berarti. Sebaliknya justru, populasi alga semakin meningkat. Peningkatan populasi kompetitor Diadema baru berarti setelah beberapa tahun dari kematian massal.

Peranan Diadema antillarum bagi terumbu karang.
Jika populasinya naik maka dapat mengakibatkan kematian larva atau karang muda.
Jika populasinya turun (absence grazing) maka karang akan ditumbuhi oleh alga yang dapat mengakibatkan kematian karang dewasa dan tidak adanya tempat bagi larva karang.
Maka kehadiran spesies ini penting bagi terumbu karang sebagai penyeimbang. Keseimbangan populasi Diadema antillarum akan menjaga keseimbangan populasi alga dan karang.
Akibat kematian masal Diadema antillarum terhadap terumbu karang L:
Tutupan karang menurun drastis.
Populasi avertebrata yang biasanya menetap di terumbu karang, juga menurun.
Terumbu karang akan didominasi oleh alga.

Tidak ada komentar:

Popular Posts

Followers