Tinhgakat kematangan gonad merupakan bentuk analisis proses kematangan gonad ikan yang semakin matang sebelum terjadi pembuahan. Dalam reproduksi, sebagian hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimum ketika ikan akan memijah, kemudian beratnya menurun setelah pemijahan. Kondisi gonad ini dapat dinyatakan sebagai berat gonad dibagi berat tubuh ikan (termasuk gonad) dikalikan 100%. Proses reproduksi sebagian besar merupakan hasil metabolisme yang tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimal ketika ikan itu kan berpijah, kemudian berat ikannya menurun setelah pemijahan (Hartono, 2009).
Salah satu indikator ketersediaan stok reproduktif yang sering digunakan dalam pengelolaan perikanan adalah ukuran ikan pada saat pertama kali matang gonad. Oleh karena itu informasi tentang ukuran ikan pada saat pertama kali matang gonad diperlukan dalam penerapan perikanan bertanggung jawab (Musbir et al, 2006).
Tahap Perkembangan Gonad
Menurut Rustidja (2005), seluruh proses perkembangan telur dapat dibedakan dalam beberapa fase:
1. Studia I : Sel telur primitif (Ovogonium dan Orhovogonium) masih sangat kecil. Ukuran lebih besar dari sel-sel lain (8-12 mikron) pembelahan secara mitosis.
2. Studia II : Sel telur berkembang menjadi ukuran 12-20 mikron, mulai membentuk folikel disekitar sel telur, folikel berfungsi untuk memelihara dan melindungi perkembangan telur, kadang berfungsi sebagai lapisan rangkap dari sel.
3. Studia III : Selama studia tersebut, sel telur tumbuh dan bertamabah besar secara nyata mencapai ukuran 40-200 mikron dan tertutup oleh filokel.
Tiga studia awal ini merupakan perioda yang belum menggunakan nutrien untuk perkembangan telur.
Studia IV : Selama studia ini terjadi produksi ikan pengumpulan nutrien dan kuning telur. Telur terus berkembang menjadi ukuran 200-300 mikron dengan okumulasi bintik-bintik material lipoid dan cytroplasmanya.
Studia V : Studia ini merupakan fase kedua vitelogenesis. Cytoplasma dipenuhi oleh bintik-bintik lipoid dan mulai menghasilkan kuning telur ukuran 350-500 mikron.
Studia VI : Merupakan fase ketiga dari Vitelogenesis pada fase ini kuning telur merupakan bintik-bintik lipoid ke bagian sel.
Studia VII : Proses vitelogenesis telah lengkap. Pada studia ini, telur berukuran 900-1000 mikron. Ketika okumulasi telur telah berakhir, hudeoli tertarik ke bagian tengah nukleus.
Sebelum terjadi pemijahan , sebagian besar metabolisme dalam tubuh dipergunakan utnuk perkembangan gonad. Pada saat ini gonad semakin bertambah berat diikuti dengan semakin bertambah besar ukuran termasuk diameter telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum pada saat ikan kan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai selesai. Peningkatan ukuran gonad atau perkembangan studia oosit, pada saat ini terjadi perubahan morfologi yang mencirikan tahap studianya (Rustidja, 2001).
Tingkat Kematangan Gonad
- Menurut Kesteven
Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1986) dalam Hariati (1990).
1. Dara
Organ seksual sangat kecil berdekatan dibawah tulang punggung. Tester dan ovarium transparan, tidak berwarna sampai abu-abu.
2. Dara Berkembang
Testes dan ovarium bentuknya jernih, abu-abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telus satu persatu dapat dilihat dengan kaca pembesar.
3. Perkembangan I
Testes dan Ovariumbentuknya bulat telur, kemerah-merahan dengan pembulu darah kapiler. Mengisi kira-kira setengah ruang ke bagian bawah telur dapat terlihat oleh mata seperti serbuk putih.
4. Perkembangan II
Testes putih kemera-merahan. Tak ada pati jantan atau keluar bila perutnya ditekan.
5. Reproduksi
Produk seksual keluar bila perut ditekan perlahan berat gonad turun dengan cepat dari awal pemijahan sampai selesai.
6. Kondisi Salin
Produk seksual telah dikeluarkan, lubang pelepasan kemerah-merahan, gonad seperti kantong kempis, ovarium biasanya beberapa telur sisa dan testes.
7. Tahap istirahat
Produk seksual sudah dilepaskan. Lubang pelepasan tidak kemerahan lagi, gonad bentuknya kecil, telur belum dapat dibedakan dengan mata biasa.
- Menurut Takata
Tingkat kematangan gonad menrut Takata dalam Asep (2009) yaitu:
1. Tidak masak gonad sangat kecil seperti benang dan trasparan. Penampang gonad pada ikan jantan pipih dengan warna kelabu, pada ikan betina dengan warna kemerah-merahan.
2. Permulaan masak gonad mengisi 1/4 rongga tubuh. Warnanya pada ikan jantan kelabu atau putih, bentuknya pipih. Sedangkan pada ikan betina warnanya kemerah-merahan atau bening dan bentuknya bulat, telur tidak tampak.
3. Hampir masak, gonad mengisi 1/2 rongga tubuh. Gonad ikan jantan berwarna putih gonad betina berwarna kuning. Bentuk telur tampak melalui dinding ovarium.
4. Masak.
Menurut Tastas dan Takata (1953) dalam Frans (2011), tingkat kematangan gonad ikan sebagai berikut:
1. Tingkat masak, proporsi rongga belum kelihatan.
2. Permukaan masak.
3. Hampir masak.
4. Masak rongga yang menempati sebanyak 75%.
5. Salin.
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kematangan Gonad
Secara umum abalon di daerah subtropis matang gonad dan mamijah pada musim panas, sedangkan di daerah tropis abalon dapat matang gonad dan memijah sepanjang tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan gonad dibedakan atas faktor yang berkaitan dengan sistem endrokinologi atau sistem hormonal yang bekerja didalam (endogenous) tubuh abalon dan faktor lingkungan yang ada diluar (exogenous) tubuh abalon. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kematangan gonad meliputi temperatur, air, kualitas air, periode panjang (phoperiod), pasang surut, gelombang, temperatur udara, salinitas dan makanan (kualitas dan kuantitas) (Setyono, 2011).
Menurut Sutisma dan Sutarmanto (1995), pematangan gonad di dorong oleh faktor-faktor lingkungan seperti suhu, lama penyinaran matahari, organisme makanan yang tersedia diperairan bebas dan lain-lain.
Semoga bermanfaat ^_^
Semoga bermanfaat ^_^
1 komentar:
Dapusnya gak ada?
Posting Komentar